Hari Minggu, 3 tahun lalu tepat di tanggal 4 Oktober 2009,
tangisan kerasnya memecah lamunanku karena menunggu proses operasi yang
dilakukan dokter Alhamdulilllah bayi kecil itu lahir lengkap tanpa kurang suatu
apapun. Saat ku peluk tubuh kecilnya tiba-tiba tangisnya terhenti kemudian
ketika diambil oleh tim medis untuk di bersihkan dan tangisan nya pun pecah
kembali. Butuh waktu 6 jam untuk bertemu dengan bayi kecilku karena pengaruh
obat bius masih terasa di tubuhku.
Rayyan Ali Rizki Hartoyo, hadiah nama dari kami untuk buah
hati kami.. untuk saya yang total
kenaikan semasa kehamilan 30 kg, Rayyan yang lahir dengan berat 2,7 kg dan
tinggi 48 kg memang terlihat sangat kecil bahkan yang menjenguk pun tak sedikit
yang tertawa melihat ibu nya raksaksa anaknya sangat kecil.
Untuk kami berdua, apapun yang kami kerjakan ya memang untuk
anak kami. Saya dan suami memang pasangan yang lebih banyak menghabiskan waktu
di luar rumah bahkan tak jarang waktu bersama Rayyan tak lebih dari 2 jam saja
sehari itu pun sudah maksimal. Ketika weekend seringnya kami memang jalan
bersama dan tak lupa pengasuh selalu ikut untuk menemani kami.
Quality time untuk kami memang sangat jarang belum lagi
pekerjaan saya yang memang saat itu memaksa saya untuk bekerja hingga larut
malam bahkan saat weekend pun saya sering mesuk kantor. Dedikasi terhadap
pekerjaan dan dengan alibi untuk memberikan materi yang lebih untuk anak
melupakan tugas utama saya sebagai seorang ibu dan saya tidak memberikan hak
Rayyan.
Hak Rayyan mendapatkan ASI ekslusif hingga 6 bulan dan
dengan ASIP hingga 2 tahun pun tidak saya penuhi. Saya hamper melupakan
kewajiban dan tanggung jawab saya sebagai ibu untuk mendidik dan membentuk
karakter Anak dengan baik, yang bukan hanya sekedar memenuhi materi dan pangannya
saja.
Mulai usia 9 bulan saya mulai berhadapan dengan psikolog
anak untuk berkonsultasi ttg perkembangannya. Segala bentuk teori diberikan
oleh para ahli, saya dengarkan, saya praktekan tapi saya lupa semua omongan
ahli harus di cerna terlebih dahulu karena yang paling tahu tentang anak saya
ya saya sendiri.
4 Oktober 2010 Rayyan berusia 1 tahun. Untuk anak seusia
nya, umumnya sudah mengerti senang dengan lilin dan kue ulang tahun, tapi tidak
dengan Rayyan. Rayyan seperti masih 9 bulanan sama sekali belum mengerti.
Alhamdulillah Rayyan ku berjalan di usia 14 bulan.
Usia 1 tahun nya merupakan titik saya mulai memberikan
perhatian lebih terhadap perkembangan rayyan, Alhamdulillah saya juga sudah
pindah pekerjaan yang memang load kerja nya lebih ringan dari tempat
sebelumnya.
4 Oktober 2011.. Rayyan berusia 2 tahun yang memang belum
bias bicara, hanya beberapa kata saja saya masukan ke sekolah yang memang untuk
toddler dengan harapan bias bersosialisasi dan menambah perbendaharaan
kata. Sekitar bulan Januari 2012 setelah
melihat informasi tentang dokter spesialis anak yang ga suka memberi obat, saya
konsultasi kesana yang saat itu rayyan memang sedang batuk yang belum
sembuh-sembuh.
Si dokter yang aneh atau memang saya yang bodoh hehe… Beliau
berkata “ibu, seharusnya ibu tidak perlu kuatir dengan batuk anak ibu karena
itu alergi untuk menyembuhkan tinggal jauhkan saja alergan si kecil. Ibu
harusnya kuatir karena si kecil terlambat bicara di usianya yang sudah 2 tahun
lebih.”
Daaan saat itu saya seperti disambar petir… anak saya speech
delay .. ups belum selesai rupanya pertanyaan dokter, “nonton tv berapa jam
bu?” saya jawab “ ga banyak dok, Cuma iklan dan adzan magrib saja, sekarang
anak saya sudah sekolah lho dok untuk lebih membantu sosialisasinya.” Dokter
Cuma senyum “ Ibu untuk anak yang terlambat bicara dan sebelum dia bias
komunikasi nonton TV 0 jam alias NO TV dan tidak ada hubungannya antara
sosialiasasi dan kemampuan bicaranya, kalau anak ibu tidak bias komunikasi
dengan teman dan gurunya maka anak ibu akan menjadi anak nakal karena tidak
terjalin kominikasi yang baik. “
Semua saran dari dokter saya ikuti. Tidak ada TV, menghitung
kata yang dikuasai Rayyan dan memberhentikan sekolah nya yang memang saat itu
semua pakai bahasa inggris. Benar-benar saya merasa menjadi ibu yang sangat
bodoh. Segala informasi ttg diagnose dokter saya cari. 1 bulan kemudian saya
control dan Alhamdulillah kemampuan kata semakin banyak.
Dan beberapa bulan kemudian, peguasaan kata nya semakin banyak
tapi ada hal yang membuat saya dan suami sedih… Rayyan belum mengerti ketika
suatu hal itu boleh dan tidak, ketika mimik muka kami marah dia tertawa karena
merasa itu adalah lucu.. saat itu saya dan suami Cuma bias diam melihat anak
kami.
Dan datanglah kami ke dokter itu lagi di tengah tahun 2012.
Ketika saya cerita ttg Rayyan sang dokter hanya bilang “ bundanya siy kerja
terus.”.. yapss lagi-pagi saya tertampar dengan kata-katanya.
Kami sadar akhirnya pengasuh hanya membentu menjaga anak
ketika kami tidak ada di rumah dan tidak bias menuntut pengasuh untuk
memberikan yang terbaik untuk anak kami karena memang cara mendidik kami
sebagai orang tua dan mba sebagai pengasuh berbeda. Setelah berdiskusi dengan
suami dan keluarga besar, akhirnya saya sebagai ibu yang mempunyai tanggung jawab
lebih besar terhadap anak mengundurkan diri dari perusahaan tempat saya bekerja
dan memutuskan untuk mengerjakan bisnis saya dari rumah saja.
Tanggal 15 Agustus 2012 ketika itu pengasuh nya sudah pulang
kampung untuk merayakan lebaran dan
janji akan kembali tanggal 10 September 2012. Tekad saya membuat mba kaget
dengan perubahan Rayyan berhasil. Dalam tempo kurang dari 1 bulan saya dirumah
Alhamdulillah Rayyan sudah bias berkomunikasi dengan baik. Bahkan saat ini dia
selalu bertanya tentang apapun yang dia lihat.
Kemarin, tanggal 4 Oktober 2012, ketika 2 kali berulang
tahun dia tidak mengerti sama sekali akan arti ulang tahun. Di ulang tahun
ketiga ini , ketika saya mengucapkan “selamat Ulang tahun sayang.” Dia menjawab
“mana kue amat taun nya?” dan dia menunggu ayahnya pulang membawa kue itu untuk
bernyanyi bersama. Suatu hal yang mungin untuk sebagian besar orang itu biasa,
tapi menurut kami adalah special.
Ketika saya memasukan Rayyan ke kelompok bermain di awal
puasa guru nya masih berkata rayyan ga bias mengikuti pelajaran dan
Alhamdulilah kami dapat mengejar ketertinggalan kami. Saya percaya segala teori
tentang keterlambatan anak memang ada dan harus ke ahli untuk mengatasi masalah
tersebut.
Tapi saya lebih percaya, Siapapun yang menurut anda ahli
sebagai masalah perkembangan anak tidak akan melebihi anda sebagai orang tua.
Lupakan sejenak dengan segala macam teori perkembangan anak yang menakutkan.
Fokus kan saja peran sebagai orang tua , nenek dan bekerjasamalah membentuk
anak anda.
Ibu bekerja bukanlah alas an untk meninggalkan peran anda
sebagai orang tua. Namun jika anda menghadapi situasi yang sama dengan saya
dimana anak anda di diagnose dengan segala teori dunia kedokteran mengalami
gangguan perkembangan, maka Anda lah ahlinya. Anda sebagai Ibu nya dan anda
sebagai Ayah nya lah yang harus lebih dulu sebagai ahlinya.
Dan jika memang sang ibu diperlukan lebih banyak waktu
bersama anak, jangan takut untuk mengambil keputusan meninggalkan pekerjaan
anda. Ciptakan lah pekerjaan dari rumah dengan menyenangkan bersama si buah
Hati.
Mau kerja dari Rumah sambil momong anak???
yuks ngobrol-ngobrol
Mayasari
Phone 085881661121
BB 29DCD7D1
email may_lestari84@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar