Rabu, 10 Oktober 2012

Tulisan tanpa Gambar


Hari Minggu, 3 tahun lalu tepat di tanggal 4 Oktober 2009, tangisan kerasnya memecah lamunanku karena menunggu proses operasi yang dilakukan dokter Alhamdulilllah bayi kecil itu lahir lengkap tanpa kurang suatu apapun. Saat ku peluk tubuh kecilnya tiba-tiba tangisnya terhenti kemudian ketika diambil oleh tim medis untuk di bersihkan dan tangisan nya pun pecah kembali. Butuh waktu 6 jam untuk bertemu dengan bayi kecilku karena pengaruh obat bius masih terasa di tubuhku.

Rayyan Ali Rizki Hartoyo, hadiah nama dari kami untuk buah hati kami..  untuk saya yang total kenaikan semasa kehamilan 30 kg, Rayyan yang lahir dengan berat 2,7 kg dan tinggi 48 kg memang terlihat sangat kecil bahkan yang menjenguk pun tak sedikit yang tertawa melihat ibu nya raksaksa anaknya sangat kecil.
Untuk kami berdua, apapun yang kami kerjakan ya memang untuk anak kami. Saya dan suami memang pasangan yang lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah bahkan tak jarang waktu bersama Rayyan tak lebih dari 2 jam saja sehari itu pun sudah maksimal. Ketika weekend seringnya kami memang jalan bersama dan tak lupa pengasuh selalu ikut untuk menemani kami. 

Quality time untuk kami memang sangat jarang belum lagi pekerjaan saya yang memang saat itu memaksa saya untuk bekerja hingga larut malam bahkan saat weekend pun saya sering mesuk kantor. Dedikasi terhadap pekerjaan dan dengan alibi untuk memberikan materi yang lebih untuk anak melupakan tugas utama saya sebagai seorang ibu dan saya tidak memberikan hak Rayyan.

Hak Rayyan mendapatkan ASI ekslusif hingga 6 bulan dan dengan ASIP hingga 2 tahun pun tidak saya penuhi. Saya hamper melupakan kewajiban dan tanggung jawab saya sebagai ibu untuk mendidik dan membentuk karakter Anak dengan baik, yang bukan hanya sekedar memenuhi materi dan pangannya saja.
Mulai usia 9 bulan saya mulai berhadapan dengan psikolog anak untuk berkonsultasi ttg perkembangannya. Segala bentuk teori diberikan oleh para ahli, saya dengarkan, saya praktekan tapi saya lupa semua omongan ahli harus di cerna terlebih dahulu karena yang paling tahu tentang anak saya ya saya sendiri.
4 Oktober 2010 Rayyan berusia 1 tahun. Untuk anak seusia nya, umumnya sudah mengerti senang dengan lilin dan kue ulang tahun, tapi tidak dengan Rayyan. Rayyan seperti masih 9 bulanan sama sekali belum mengerti. Alhamdulillah Rayyan ku berjalan di usia 14 bulan.
Usia 1 tahun nya merupakan titik saya mulai memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan rayyan, Alhamdulillah saya juga sudah pindah pekerjaan yang memang load kerja nya lebih ringan dari tempat sebelumnya.
4 Oktober 2011.. Rayyan berusia 2 tahun yang memang belum bias bicara, hanya beberapa kata saja saya masukan ke sekolah yang memang untuk toddler dengan harapan bias bersosialisasi dan menambah perbendaharaan kata.  Sekitar bulan Januari 2012 setelah melihat informasi tentang dokter spesialis anak yang ga suka memberi obat, saya konsultasi kesana yang saat itu rayyan memang sedang batuk yang belum sembuh-sembuh.

Si dokter yang aneh atau memang saya yang bodoh hehe… Beliau berkata “ibu, seharusnya ibu tidak perlu kuatir dengan batuk anak ibu karena itu alergi untuk menyembuhkan tinggal jauhkan saja alergan si kecil. Ibu harusnya kuatir karena si kecil terlambat bicara di usianya yang sudah 2 tahun lebih.”
Daaan saat itu saya seperti disambar petir… anak saya speech delay .. ups belum selesai rupanya pertanyaan dokter, “nonton tv berapa jam bu?” saya jawab “ ga banyak dok, Cuma iklan dan adzan magrib saja, sekarang anak saya sudah sekolah lho dok untuk lebih membantu sosialisasinya.” Dokter Cuma senyum “ Ibu untuk anak yang terlambat bicara dan sebelum dia bias komunikasi nonton TV 0 jam alias NO TV dan tidak ada hubungannya antara sosialiasasi dan kemampuan bicaranya, kalau anak ibu tidak bias komunikasi dengan teman dan gurunya maka anak ibu akan menjadi anak nakal karena tidak terjalin kominikasi yang baik. “

Semua saran dari dokter saya ikuti. Tidak ada TV, menghitung kata yang dikuasai Rayyan dan memberhentikan sekolah nya yang memang saat itu semua pakai bahasa inggris. Benar-benar saya merasa menjadi ibu yang sangat bodoh. Segala informasi ttg diagnose dokter saya cari. 1 bulan kemudian saya control dan Alhamdulillah kemampuan kata semakin banyak.
Dan beberapa bulan kemudian, peguasaan kata nya semakin banyak tapi ada hal yang membuat saya dan suami sedih… Rayyan belum mengerti ketika suatu hal itu boleh dan tidak, ketika mimik muka kami marah dia tertawa karena merasa itu adalah lucu.. saat itu saya dan suami Cuma bias diam melihat anak kami.
Dan datanglah kami ke dokter itu lagi di tengah tahun 2012. Ketika saya cerita ttg Rayyan sang dokter hanya bilang “ bundanya siy kerja terus.”.. yapss lagi-pagi saya tertampar dengan kata-katanya.
Kami sadar akhirnya pengasuh hanya membentu menjaga anak ketika kami tidak ada di rumah dan tidak bias menuntut pengasuh untuk memberikan yang terbaik untuk anak kami karena memang cara mendidik kami sebagai orang tua dan mba sebagai pengasuh berbeda. Setelah berdiskusi dengan suami dan keluarga besar, akhirnya saya sebagai ibu yang mempunyai tanggung jawab lebih besar terhadap anak mengundurkan diri dari perusahaan tempat saya bekerja dan memutuskan untuk mengerjakan bisnis saya dari rumah saja.
Tanggal 15 Agustus 2012 ketika itu pengasuh nya sudah pulang kampung untuk merayakan lebaran  dan janji akan kembali tanggal 10 September 2012. Tekad saya membuat mba kaget dengan perubahan Rayyan berhasil. Dalam tempo kurang dari 1 bulan saya dirumah Alhamdulillah Rayyan sudah bias berkomunikasi dengan baik. Bahkan saat ini dia selalu bertanya tentang apapun yang dia lihat.
Kemarin, tanggal 4 Oktober 2012, ketika 2 kali berulang tahun dia tidak mengerti sama sekali akan arti ulang tahun. Di ulang tahun ketiga ini , ketika saya mengucapkan “selamat Ulang tahun sayang.” Dia menjawab “mana kue amat taun nya?” dan dia menunggu ayahnya pulang membawa kue itu untuk bernyanyi bersama. Suatu hal yang mungin untuk sebagian besar orang itu biasa, tapi menurut kami adalah special.

Ketika saya memasukan Rayyan ke kelompok bermain di awal puasa guru nya masih berkata rayyan ga bias mengikuti pelajaran dan Alhamdulilah kami dapat mengejar ketertinggalan kami. Saya percaya segala teori tentang keterlambatan anak memang ada dan harus ke ahli untuk mengatasi masalah tersebut.
Tapi saya lebih percaya, Siapapun yang menurut anda ahli sebagai masalah perkembangan anak tidak akan melebihi anda sebagai orang tua. Lupakan sejenak dengan segala macam teori perkembangan anak yang menakutkan. Fokus kan saja peran sebagai orang tua , nenek dan bekerjasamalah membentuk anak anda.

Ibu bekerja bukanlah alas an untk meninggalkan peran anda sebagai orang tua. Namun jika anda menghadapi situasi yang sama dengan saya dimana anak anda di diagnose dengan segala teori dunia kedokteran mengalami gangguan perkembangan, maka Anda lah ahlinya. Anda sebagai Ibu nya dan anda sebagai Ayah nya lah yang harus lebih dulu sebagai ahlinya.
Dan jika memang sang ibu diperlukan lebih banyak waktu bersama anak, jangan takut untuk mengambil keputusan meninggalkan pekerjaan anda. Ciptakan lah pekerjaan dari rumah dengan menyenangkan bersama si buah Hati.
                                                                        

Mau kerja dari Rumah sambil momong anak???

yuks ngobrol-ngobrol

Mayasari 
Phone 085881661121
BB 29DCD7D1
email may_lestari84@yahoo.com
                                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar